Selasa, 14 April 2015

Diam atau Berbalik Menyerang

Dihina dan menghina adalah dua variable yang berbeda, sebagaimana dikecewakan dan mengecewakan.
Ketika seseorang merendahkanmu dikeramaian tidak selalu kita harus merendahkannya dikeramaian pula.
Diam atau berbalik menyerang adalah dua pilihan cara menanggapi yang berbeda dan keduanya memiliki derajat atau value yang berbeda dihadapan manusia dan Allah sebagai sumber segala ujian dan rewardnya.
Sekali lagi itu adalah pilihan...
Sebagaimana siang dikalahkan malam, lalu engkau teriak sekuat tenaga menghimpun kekuatan mengumpulkan relawan melawan kegelapan.
Sungguh tindakan bodoh itu tidak ada gunanya.
Justru pilihan terbaik itu biasanya amat sederhana dan mudah.
Cukup nyalakan lilin kecil untuk menerangi dirimu dan sekitaran, hingga cahaya fajar menjelang.
Jika ia melemahkanmu dikeramaian, barangkali ia butuh kekuatan darimu maka kuatkanlah dan hibur kesedihannya.
Raih bahunya dan angkatlah namanya diatas namamu, dan jika ia menolak cahayamu maka diamlah sejenak.
Dan bersabarlah, sungguh Allah itu maha mensyukuri dan telah persiapkan syurga Adn untukmu yang mampu marah namun engkau menelannya.
Jika air matamu tidak tertahan lagi...
Maka bertakbirlah!
Sungguh semesta menyaksikan dan bergetar bersama kecamuk didadamu.
Jangan berhenti beramal karena kita tidak tahu amalan mana yang Allah terima dan amalan mana yang kelak berubah menjadi tumpukan sampah berserakan.
Jangan berhenti berharap, karena sungguh seluruh hati manusia itu dalam genggaman Allah rabb semesta alam.
Jangan kecewakan orangnya
kecewakan saja syaitannya dengan memulai menahan rasa yang dengannya musuh-musuh Allah itu engkau remas-remas ditanganmu sendiri!
Sumber : https://www.facebook.com/nai.rehabhati/posts/398233453689017?fref=nf&pnref=story

Tidak ada komentar:

Posting Komentar